Judul : Cara Budidaya Timun di Sawah dengan Hasil Panen Maksimal
Link : Cara Budidaya Timun di Sawah dengan Hasil Panen Maksimal
Cara Budidaya Timun di Sawah dengan Hasil Panen Maksimal
Memasuki akhir musim penghujan merupakan waktu yang tepat untuk menanam timun. Ketika kondisi tanah cukup lembab kemudian dipadukan dengan manajemen budidaya yang baik, maka nantinya tanaman mentimun pun dapat tumbuh dengan subur dan bisa berbuah lebat. Nah, dalam artikel kali ini akan dibahas secara lengkap cara budidaya timun di lahan sawah dengan hasil panen yang maksimal.
Seperti yang kita ketahui, buah timun banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebut saja mulai dari pelengkap aneka lalapan, acar untuk pendamping gorengan, serta bahan kosmetik seperti masker untuk perawatan kulit wajah.
Nah, salah satu keunggulan dari budidaya tanaman buah timun (Cucumis sativus) yakni ia mampu menghasilkan buah yang melimpah dalam waktu cukup singkat.
Berikut tahapan budidaya timun di lahan sawah supaya bisa berbuah lebat.
Penanaman Benih Timun
Ada banyak sekali merk benih timun yang dijual di toko-toko pertanian. Bahkan tidak sedikit yang bisa didapatkan dengan mudah melalui platform marketplace online.
Beberapa produsen benih timun yang sudah mengantongi ijin distribusi oleh Kementrian Pertanian ini diantaranya Panah Merah, Pertiwi dan Chia Tai.
Dari segi harga pun juga tergolong cukup terjangkau, di mana pilihan varietas yang dijual juga bermacam-macam. Benih timun yang diproduksi oleh perusahaan tersebut merupakan benih hibrida, sehingga kualitas buah timun maupun pertumbuhan tanaman timun yang dihasilkan pun bisa seragam.
Tahapan penanaman benih timun ini sangat dianjurkan dalam melakukan budidaya timun di lahan sawah. Selain bisa menghemat penggunaan benih, penanaman benih bertujuan untuk mencegah kematian tanaman mentimun saat masih muda. Hal ini dikarenakan tanaman timun yang baru tumbuh cukuo rentan terhadap serangan hama.
Menanam benih timun sendiri sangatlah mudah. Pertama siapkan sungkup plastik yang terbuat dari bahan bambu dan plastik UV. Kegunaan sungkup plastik ini untuk menjaga bibit timun dari kerusakan akibat guyuran air hujan maupun serangan hama. Di samping itu sungkup plastik sekaligus akan memberikan kondisi lingkungan lembab, di mana cocok bagi pertumbuhan benih timun.
Selanjutnya siapkan wadah atau nampan untuk menanam benih timun. Setidaknya ada 3 jenis bahan nampam untuk pembibitan, yakni yang berbahan plastik (seedtray) dan kayu. Isi nampan tersebut dengan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dari fermentasi kotoran kambing, gunakan perbandingan 1:1.
Isi tiap kolom nampan benih tersebut dengan 1 biji benih timun. Pastikan seluruh bagian biji tertutupi dengan media tanam. Letakkan nampan di tempat yang teduh selama 3-4 hari atau sampai benih berkecambah. Jaga kondisi media tanam agar aelalu lembab dengan cara disirami menggunakan sprayer setiap hari.
Benih yang telah berkecambah selanjutnya bisa dipindahkan ke sungkup plastik. Perawatan benih timun di dalam sungkup plastik ini setidaknya memakan waktu selama 2 minggu.
Persiapan Lahan Budidaya Timun
Tanaman mentimun cocok dibudidayakan di daerah yang dingin sekaligus terdapat cukup paparan sinar matahari langsung. Di mana lahan budidaya setidaknya berada di dataran menengah, yakni antara 200-800 mdpl. Untuk mengetahui ketinggian atau altitude lahan budidaya, Anda dapat menggunakan aplikasi altitude meter melalui smartphone.
Kapan waktu yang tepat untuk menanam timun?
Selanjutnya, ketersediaan air bersih, tingkat kesuburan tanah, serta keseimbangan hayati di lahan merupakan kunci keberhasilan dari budidaya mentimun di lahan sawah.
Untuk itu, menanam timun di akhir musim penghujan bisa menjadi alternatif apabila sumber air bersih jauh dari lokasi budidaya. Hal ini dikarenakan kondisi tanah masih cukup lembab selama masa pertumbuhan tanaman mentimun.
Bagaimana cara mengolah tanah yang baik?
Lakukan pula pengolahan tanah dengan cara digemburkan. Gunakan mesin penggembur tanah atau traktor mini untuk mencacah permukaan tanah dengan kedalaman minimal 30 cm. Bisa juga dengan cara dicangkul secara manual. Pastikan tanah cukup halus supaya akar tanaman mentimun dapat tumbuh dengan baik.
Buat bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan tinggi 30 cm. Di mana jarak antar bedengan mininal 50 cm. Sedangkan untuk penjang bedengan disesuaikan dengan kontur lahan budidaya.
Nantinya total jumlah tanaman mentimun untuk tiap 1 ha lahan yakni 25.000 tanaman. Di mana jarak tanam yang ideal yakni 50X50cm.
Pupuk apa sajakah yang diperlukan dalam
budidaya tanaman timun?
Berikan tambahan pupuk kandang sebanyak 2 kg untuk tiap 1 meter persegi bedengan. Semakin banyak pupuk kandang yang digunakan, maka kondisi tanah akan semakin baik bagi pertumbuhan akar tanaman timun.
Tambahkan pula pupuk kapur pertanian atau dolomit. Fungsi dari pupuk dolimit yakni untuk menetralkan pH tanah, di mana lahan sawah seringkali memiliki pH yang rendah atau terlalu asam. Untuk itu, setiap 10 meter persegi bedengan tambahkan dolomit sebanyak 1 kg.
Setelah pupuk kandang dan pupuk dolomit tercampur rata dengan tanah bedengan, selanjutnya tutup permukaan bedengan menggunakan mulsa plastik silver. Kemudian buat lubang tanam dengan diameter 10 cm, sedangkan untuk jarak antar lubang yakni 40 X 50 cm.
Nah, supaya tanaman mentimun mendapat nutrisi yang siap serap dalam jumlah cukup, untuk tiap 1 ha lahan berikan tambahan berupa campuran pupuk Urea (115 kg/ha), ZA (75 kg/ha) dan KCl (210 kg/ha). Masing-masing lubang tanam berikan sebanyak 1 sendok makan.
Biarkan atau istirahatkan bedengan selama 2 minggu sebelum nantinya dilakukan penanaman bibit timun.
Penanaman Bibit Timun dan Pemasangan Lanjaran
Bibit timun yang sudah berusia 2 minggu selanjutnya siap untuk dipindah ke bedengan pembesaran. Proses pindah tanam ini sebaiknya dilakukan di pagi hari sebelum jam 10 atau di sore hari setelah jam 3.
Sebelum dilakukan pindah tanam, sirami bibit timun dengan air hingga seluruh bagian media tanamnya lenbab. Keluarkan bibit dari kolom seedtray secara perlahan, sehingga akarnya tidak terputus.
Buat lubang tanam dengan ukuran 10 x 10 cm, kemudian tambahkan pupuk kandang sebanyak 1 cangkir. Masukkan bibit kedalamnya dan pastikan seluruh bagian akar bibit timun tertutup oleh tanah. Siram dengan air hingga permukaan bedengan benar-benar basah.
Tanaman timun ini tumbuhnya merambat, untuk itu berikan lanjaran untuk rambatan. Bahan lanjaran sebaiknya dari bambu, karena selain harganya yang murah, lanjaran bambu lebih tahan hujan sekaligus bisa dipakai berkali-kali.
Tips Pencegahan Hama dan Penyakit Timun yang Ramah Lingkungan
Di tengah maraknya serangan hama dan penyakit pada tanaman hortikultura yang susah untuk ditangani secara kimiawi, ada beberapa langkah strategis untuk melakukan pencegahan serangan hama secara alami.
Yang pertana yakni menerapkan teknik tanam secara tumpangsari. Sebenarnya teknik penanaman tumpangsari sudah lama dikenal dalam dunia pertanian. Namun dalam prakteknya belum banyak petani yang menerapkan teknik kuno ini.
Jenis tanaman sayuran yang cocok untuk ditanam secara tumpangsari atau bersamaan dengan tanaman mentimun yakni aneka kacang-kacangan (kacang kapri, kacang panjang dan kacang hijau) serta aneka bunga, seperti kenikir dan bunga matahari.
Ketiga jenis tanaman tersebut mampu menangkal serangan hama dan penyakit pada tanaman mentimun. Di mana tanaman pendamping tersebut nantinya akan mengundang serangga predator atau pemangsa.
Sebut saja laba-laba, aneka lebah dan tawon serta sejenis lalat parasit yang nantinya memakan maupun menjadikan serangga hama tanaman sebagai inang tempatnya bertelur.
Perawatan dan Pemupukan Susulan
Setiap minggunya bersihkan bedengan dan parit dari rumput liar yang tumbuh di samping bedengan. Apabila tanah bedengan terlihat kering, lakukan penyiraman setiap hari.
Yang tidak kalah penting dari tahapan budidaya timun yakni pemberian pupuk susulan. Di mana pemberian pupuk susulan pada tanaman timun ini dilakukan saat usianya mencapai 35 hari setelah tanam.
Jenis pupuk beserta dosis yang digunakan sama seperti saat pengolahan tanah, yakni berupa campuran pupuk Urea (115 kg/ha), ZA (75 kg/ha) dan KCl (210 kg/ha). Masing-masing lubang tanam berikan sebanyak 1 sendok makan.
Panen dan Distribusi
Tanaman mentimun mulai berbunga setelah tanaman berumur 20 hari setelah tanam. Nantinya buah yang dihasilkan sudah bisa dipanen setelah umur tanaman mencapai 75 hari.
Berbeda dengan tanaman melon yang hanya sekali panen, tanaman mentimun bisa dipanen buahnya secara terus-menerus sampai 2 bulan. Sedangkan untuk jumlah panennya yakni mencapai 20 ton per hektar.
Buah timun yang sudah dipanen sebaiknya segera dimasukkan ke keranjang atau waring. Segera distribusikan ke pasar induk atau bisa juga melalui grup pedagang sayur di sosial media seperti facebook.
Sekian artikel Cara Budidaya Timun di Sawah dengan Hasil Panen Maksimal kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat. Sampai jumpa di postingan lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Cara Budidaya Timun di Sawah dengan Hasil Panen Maksimal dengan alamat link https://anaktanikampung.blogspot.com/2020/06/cara-budidaya-timun-di-sawah-dengan.html
0 Response to "Cara Budidaya Timun di Sawah dengan Hasil Panen Maksimal"
Post a Comment